Senin, 14 November 2011

Minggu, 07 Agustus 2011

Tips mengatasi siswa yang tidak mengerjakan PR

Anak SD memang paling susah untuk ditugaskan mengerjakan PR secara individu. Walaupun tidak semua anak malas mengerjakan PR, namun sebagian besar siswa dalam satu kelas enggan mengerjakan PR. Alasan yang paling umum mereka lontarkan adalah buku ketinggalan, lupa manakala ada PR hingga alasan kemarin tidak masuk sekolah. Alasan-alasan yang semacam itu memang membuat kita (guru) terkadang memaklumi hal yang sedemikian itu. Namun kenyataanya anak tidak mengerjakan PR lantaran malas, bukan karena alasan-alasan diatas. Adapun cara yang dapat ditempuh untuk membangkitkan motivasi siswa dalam kasus ini antara lain:
1. Buatlah kelompok belajar yang dikoordinir salah seorang siswa yang pandai
Mungkin akan ada komentar bahwa belajar kelompok hanya akan dimanfaatkan siswa yang malas untuk menyontek pekerjaan anak yang pandai. Namun hal itu adalah salah. Usia sekolah dasar berbeda dengan anak SMP atau SMA. Egoisme dan pengakuan lebih pandai masih sangat melekat pada diri anak. So, dari pengalaman saya membuat kelompok untuk siswa, anak yang pandai bersikap galak seolah dia yang mengajar temannya.

2. Jangan memberi PR terlalu banyak
Tentu saja hal ini diperuntukkan agar siswa semangat mengerjakan bahkan bisa diselingi dengan bermain-main.

3. Hukuman bagi yang tidak mengerjakan jangan terlalu berat. Hukumlah siswa yang tidak mengerjakan dengan hhukuman yang ringan tapi "mengena"
Pengalaman yang tidak akan saya lupakan. Saya pernah menghukum anak yang tidak mengerjakan PR dengan menyuruh si anak untuk mencabuti rumput selama jam pelajaran yang bersangkutan. Alhasil pada pertemuan berikutnya si anak memilih tidak masuk sekolah lantaran belum mengerjakan PR dan takut dengan hukuman yang akan saya berikan. Dari situ saya berfikir bahwa hukuman itu tidak cocok. Sehingga pada suatu kesempatan ada anak lagi yang tidak mengerjakan PR dan saya meminta anak tersebut untuk mengerjakan PR di Kantor guru..Bukan saya yang menghukum namun kepala sekolah turut menghukum dengan pernyataan-pernyataan bahwa siswa tidak akan naik kelas. Alhasil sedikit demi sedikit siswa yang tidak mengerjakan PR berkurang. Entah karena malu dengan guru yang lain atau takut tidak akan naik kelas karena kepala sekolah yang mengatakan...Entahlah..

4. Koordinasi dengan orang tua murid melalui buku komunikasi
Hal ini sangat penting karena selain sebagai jembatan komunikasi guru dengan orang tua murid tentang perkembangan siswa, namun buku ini juga dimanfaatkan sebagai buku laporan harian tingkah laku siswa agar orang tua dapat membantu membenahi sang anak termasuk fenomena malas mengerjakan PR.

Bagi guru-guru selamat mencoba....Go guru Indonesia...go GTT

Minggu, 31 Juli 2011